top of page
Search

Menerka Diriku dengan Penuh Perhatian

Writer's picture: BaramoedaBaramoeda

Oleh : Anthony Irawan Putra


Diriku. Sosok eksistensial yang digunakan untuk menjelaskan cara hidup sebagai makhluk hidup. Punya kesadaran, mental, dan jiwa yang sama untuk dapat mengarungi kehidupan. Itulah diriku, dirimu, dan diri kalian. Orang pergi, beraktivitas, pulang ke rumah, dan begitu aktivitas berulang. Pergi saat akhir pekan di tempat yang lain, itu salah satu hiburan yang ditawarkan oleh diri kita sendiri. Diriku dan dirimu adalah pribadi yang memang memberikan bentuk kerjasama satu sama lain yang sama, karena pengaruh dari faktor eksternal berupa faktor luar yaitu dorongan dari orang lain, yang memberikan dampak dari orang lain. Terkadang, waktu memisahkan diri dengan kebenaran eksistensi yang diamini oleh orang lain. Satu hal yang dilupakan, yaitu berefleksi.


Refleksi, memiliki definisi menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI) yaitu gerakan, pantulan di luar kemauan (kesadaran) sebagai jawaban suatu hal. Menurut Winston Chuchill (penulis Amerika Serikat), refleksi diartikan sebagai arti lain selain sukacita pada perayaan umat Kristiani, yaitu Natal. Sukacita dan refleksi. Kesadaran sebagai kata kunci dari definisi refleksi. Kesadaran membawa dimensi pribadi tidak melayang jauh ke khayangan, tapi dekat. Dekat seperti halnya daun yang jatuh tertiup angin. Daun tidak bisa menyalahkan angin, tidak bisa membuat angin menjadi sahabatnya, namun mereka berdua adalah dua sosok yang dekat yang saling mengisi, terutama ketika terjadi musim gugur.


Kesadaran dan kehendak. Dua tipe pola pikir yang saling kontradiktif. Membentuk benang anti-relasi yang menyebabkan pribadi menjadi gundah gulana memilih nian. Kehendak ingin supaya pribadi selalu menjadi yang pertama dalam segala hal. Pertama dalam mendapatkan bantuan, mendapatkan pujian dari orang tua, dan merayakan kelulusan bersama teman-teman yang telah membantu. Wajar, itu wajar. Kehendak memang menjadi musuh besar dalam berperilaku yang penuh dengan “kesadaran diri”. Kesadaran rii juga perlu dilatih agar tidak menjadikan pribadi minder dan rendah diri. Minder dan rendah diri merupakan sifat mindfullness yang menjadi “senjata makan tuan”. Bagaimana cara berdamai dengan keduanya? Mungkinkah jika seseorang memilih salah satu dan tidak bisa memilih yang lainnya? Ini pertanyann yang muncuk berkali-kali dalam artian psikologi.

Kehendak merupakan hawa nafsu. Ia ingin dipuaskan hasrat dan batiniah melalui perbuatan yang menjadikan sosok pribadi menjadi lebih besar. Lebih mashyur, keren, dan memberikan dampak yang sama ketika orang lain melihat pribadi. Pribadi itu juga harus menjadi sosok yang lebih besar dari yang lainnya. Menonjol, berdampak, dan memiliki arti untuk merubah hidup.


Lingkungan tempat tinggal merupakan unsur yang penting yang digunakan terutama untuk mengetahui dampak dari lingkungan ke tempat tinggal. Tempat tinggal adalah rumah yang nyaman bagi diriku. Unsur yang terdapat pada diriku, bukan hanya tentang bagaimana hidupku, tapi juga tentang proses yang memaknai itu semua. Proses berlangsung cepat dan dinamis. Perubahan lingkungan dapat juga menjadi perubahan dalam tata pola hidup. Kesadaran, merupakan kunci untuk menerima dan bersyukur dari itu semua.

Kesadaran akan diri sendiri, juga merupakan hal yang teramat penting. Menurut Mahatma Gandhi, kesadaran akan diri manusa tercermin dalam paham perikemanussian Gandhi. Paham tersebut meliputi kebenaran (Satya), cinta (Prema), kesejahteraan bersama (Sarvodaya), pelayanan (Seva), memperjuangkan tanpa kekerasan (Satyagraha), dan Ahimsa (paham tanpa kekerasan). Merupakan hal biasa ketika seseorang mencari kebenaran paham itu dengan terus mencoba mengembangkan kesadarannya menjadi kesadaran penuh. Jalan yang diperbuat, yang dipercaya oleh hati nurani, yaitu berbuat kasih. Kebenaran sejati hanya ditemukan oleh mereka yang mencintai ciptaan lain tanpa syarat.


Iya, cinta dan kesadaran merupakan dua hal yang berkaitan erat dengan fusi dari kedua perasaan yang tercampur aduk tersebut. Orang dapat memberikan pujian, tumbuh dalam kedalaman hati, dan mengerti tentang kasih sayang jika memiliki dua sikap yang mudah terselemi (indendent) tersebut. Diriku, ditempa oleh kasih sayang dan persaudaraan, akan memberikan dampak bahwa kasih sayang dan persaudaraan tersebut, dapat ditempa oleh masing-masing pribadi, untuk memberikan dampak kepedulian terhadap sesama.


Tempaan yang diinginkan yaitu supaya pikiranku penuh, kesadaranku merasakan hal yang penting yang akan digunakan untuk bisa melayani secara penuh dan baik. Itu semua adalah bentuk dari kesadaran diri yang penuh, memberikan seutuhnya dampak kepada orang lain, terutama bagi diri sendiri untuk merasakan bahwa hal yang terpenting dan terutama adalah bagaimana cara supaya orang bisa mengerti dampak dari “mindfullness” dan sekitarnya bagi sesama. Siapkah saya dan anda untuk melakukan hal tersebut? Semoga siap.



 
 
 

Comments


Post: Blog2_Post

©2020 by Baramoeda. Proudly created with Wix.com

bottom of page